Rabu, 21 Maret 2012

Munarman: Jika Capres Syariah Tak Diusung, Boikot Pemilu

Jakarta (SI ONLINE) - Banyak cara yang dapat diperjuangkan untuk mewujudkan tegaknya syariah Islam. Diantaranya dengan mengusung calon presiden syariah. Sebab, meski dalam sejarah kepemimpinan di Indonesia semuanya dipimpin oleh orang yang beragama Islam, namun terbukti, tak satu pun di antara mereka yang memperjuangkan tegaknya syariat Islam di bumi pertiwi.

Lantas, bagaimana jika capres syariah yang didukung oleh umat Islam tidak disertakan dalam pemilihan presiden? Jawabannya adalah umat Islam harus kompak untuk memboikot seluruh calon yang bukan capres syariah. Demikian dikatakan oleh Munarman, Direktur An Nashr Institute dalam Talk Show Capres Syariah “Saatnya Memimpin Indonesia dengan Syariah” di Istora Senayan, Jakarta, Senin (12/3).

Munarman juga menyarankan agar umat Islam yang telah memiliki semangat juang untuk mewujudkan Indonesia Bersyariah agar mengajak sebanyak mungkin orang untuk tidak terlibat dalam pemilu yang di dalamnya tidak ada calon presiden syariah. “Jika ketiga capres syariah (Habib Rizieq, Abu Jibril, Abu Bakar Ba’asyir-red) tidak dicalonkan, kita tidak usah pilih dan ajak sebanyak mungkin orang untuk tidak memilih,” kata Munarman.

Dengan demikian, kata Munarman, jika mayoritas umat Islam dan rakyat Indonesia yang mendukung capres syariah memboikot pemilihan presiden, secara otomatis presiden terpilih dinyatakan tidak sah. “Sebab, suara pemilih tersebut minoritas, sedangkan yang memboikot pemilihan presiden dan justru mendukung capres syariah itulah yang  mayoritas,” tambah Munarman.

Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI) bidang Nahi Munkar tersebut juga menyayangkan tipologi sebagian orang yang gemar memprotes berbagai kebijakan pemerintah serta sistem yang berlaku di Indonesia, akan tetapi tidak melakukan tindakan riil sebagai wujud penolakan. “Jangan sekedar protes, tapi ketika diajak menumbangkan (kekuasaan) tidak mau,” ujar Munarman.

Dalam kesempatan tersebut, Munarman juga menyemangati umat Islam agar siap berjuang bersama-sama dalam mewujudkan adanya presiden syariah, termasuk jika hal itu harus ditempuh melalui jalan yang berlawanan dengan sistem yang berlaku saat ini. Diantaranya adalah, umat Islam harus siap menghimpun massa untuk menduduki Istana Negara dan sekitarnya selama tujuh hari tujuh malam. “Jumlah massanya harus jutaan, jangan sekedar tiga ratus orang. Dan harus mau bertahan paling tidak hingga seminggu,” kata Munarman.

Tegaknya syariat Islam di bumi pertiwi memang harus terus diperjuangkan, meski hingga tetes darah penghabisan. Sebab, seperti diungkap Munarman, bahwa sebenarnya landasan negara Indonesia adalah Islam, “Tidak ada satu undang-undang pun yang menyatakan bahwa dasar negara (Indonesia) adalah Pancasila,” tandas Munarman. Munarman kemudian menyebutkan bahwa pada pasal 29 UUD 1945 dinyatakan bahwa Indonesia ber-Tuhan pada Tuhan yang satu. “Tuhan yang satu adalah Allah SWT, bukan tuhan-tuhan agama lain yang jumlahnya ada tiga dan sebagainya,” tegas Munarman.

sumber: http://suara-islam.com/read4307-Munarman--Jika-Capres-Syariah-Tak-Diusung,-Boikot-Pemilu.html

Senin, 19 Maret 2012

Umat Islam Jangan Minder dengan Capres Syariah

Jakarta (SI ONLINE) - Wakil Amir Majelis Mujahidin Ustadz Abu Muhammad Jibril menyampaikan janji Allah Swt dalam Al Qur’an Surat Al Anbiya’ ayat 105, yang menyatakan bahwa bumi ini akan diserahkan oleh Allah Swt kepada orang-orang beriman yang saleh.

“Ketika Capres Syariah ini diumumkan di aksi Jumat kemarin banyak yang bertanya, mungkinkah?”, kata Abu Jibril dalam Talk show Capres Syariah di Istora Senayan, Jakarta, Senin sore (12/3/2012).
Abu Jibril mengaku banyak menerima SMS yang meragukan upaya penggelindingan Capres Syariah itu. Bahkan menurutnya ada yang menganggap ini sekedar wacana saja alias main-main.

Oleh karena itu Abu Jibril menghimbau agar umat Islam tidak minder, tidak perlu takut dan tidak perlu khawatir dalam memperjuangkan Capres Syariah ini. Sebaliknya umat Islam harus gagah dan perkasa. “Gagah saja tidak cukup”, katanya.

“Mudah-mudahan tidak lama lagi Indonesia ini akan dipimpin oleh orang-orang beriman yang soleh”, kata Abu Jibril.

Abu Jibril berpesan kepada umat Islam untuk memiliki kesabaran dalam berjuang. Ia mengatakan bahwa Allah swt telah memenangkan perjuangan para Nabi pada masa dahulu karena kesabaran mereka. 

“Dalam berjuang kita harus sabar. Meski jumlah kita sedikit. Ada Nabi yang tidak punya pengikut. Namun Allah memenangkan para Nabi sebab kesabaran mereka”, pesannya.[]

sumber:  http://suara-islam.com/read4310-Umat-Islam-Jangan-Minder-dengan-Capres-Syariah.html

Capres Syariah untuk NKRI Bersyariah

Jakarta (SI ONLINE) - Gagasan Capres Syariah pertama kali dikemukakan Ustadz Al-Khaththath dalam rubrik yang diasuhnya di Tabloid Suara Islam, MUHASABAH. Pada edisi 127 lalu, ia menulis sebuah artikel muhasabah dengan judul “Perlu Wajah Baru Kepemimpinan Indonesia”. Dalam tulisan pendek itu, Ustadz Al-Khaththath mengumumkan kepada umat Islam Indonesia agar memberikan dukungan kepada salah satu dari tiga nama yang disodorkan, Habib Rizieq Syihab, KH Abu Bakar Baasyir atau Ustadz Abu Muhammad Jibril.

Hanya beberapa jam setelah SI edisi 127 itu beredar di tangan pembaca, SMS Center SI kebanjiran SMS dukungan terhadap tiga calon pemimpin umat itu. Hingga tulisan ini dibuat lebih dari 6000 SMS telah masuk ke SMS Center SI. Pengirim berasal dari pembaca SI di ujung barat wilayah Indonesia, NAD hingga ke Nusa Tenggara dan Sulawesi. Berdasarkan penghitungan sementara, nyaris 99% pengirim SMS memilih Habib Rizieq Syihab sebagai calon presiden syariah Indonesia mendatang.

Bukan hanya melalui SI, sosialisasi Capres Syariah ini juga telah dilakukan di sejumlah forum pengajian dan aksi. Kamis (12/1/2012) lalu, saat FPI melakukan aksi menolak pencabutan Perda Anti Miras di Kantor Kemendagri, Ustadz Khaththath mulai menyampaikan kepada publik. Bahkan dalam doa penutup aksi itu, Ustadz Al-Khaththath berdoa (dengan bahasa Arab) yang kurang lebih artinya, agar menjadikan Habib Rizieq sebagai amir (imam/pemimpin) yang akan menegakkan hukum-hukum syara’ dan mengemban da’wah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Ketika di Markaz FPI, Jalan Petamburan, Jakarta Pusat, Jumat malam (3/2/2012) dilakukan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, gagasan Capres Syariah kembali dikemukakan di hadapan ribuan hadirin yang memenuhi kawasan Satsuit Tubun. Malam itu, sekitar 2000 SMS masuk ke SMS Center SI memberikan dukungan kepada Habib Rizieq.

Terakhir, saat Apel Siaga Umat Islam “Indonesia Tanpa Liberal”, Jumat (9/3/2012) lalu, dideklarasikan pasangan Capres-Cawapres Syariah Habib Rizieq-Abu Jibril, di depan Istana Negara, Jakarta. Ribuan massa yang hadir menyaksikan tokoh-tokoh pemimpin umat itu kini bersatu untuk mempersiapkan diri memipin Indonesia dengan Syariah.

Ibarat bola panas, gagasan ini akan terus menggelinding hingga menuaikan hasilnya. Seperti kata Ustadz Al Khaththath, NKRI Bersyariah adalah harga mati. Allahu Akbar! 

sumber:  http://suara-islam.com/read4311--Capres-Syariah-untuk-NKRI-Bersyariah.html

Berfikir Out of The Box, Sekjen FUI Gelindingkan Wacana Capres Syariah

Jakarta (SI ONLINE) -  Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad Al Khaththath dalam talk show Capres Syariah di Istora, Senayan, Jakarta, Senin sore (12/3/2012) mengungkapkan bahwa gagasan calon presiden syariah adalah murni berasal dari FUI, bukan yang lain.

Menurut al Khaththath, wacana baru ini dimaksudkan untuk menarik umat Islam yang selama ini dikungkung oleh sistem demokrasi. “Capres syariah murni dimunculkan oleh FUI. Ini wacana baru untuk menarik umat Islam yang selama ini dikungkung oleh sistem demokrasi”, kata Al Khaththath dalam diskusi bertajuk "Saatnya Memimpin Indonesia dengan Syariah" itu.

Al Khaththath menyadari, sebagai sebuah terobosan baru, gagasan yang dilontarkannya akan menuai pro dan kontra. Meski demikian, dirinya mengaku tidak berkecil hati. “Kita harus berani berfikir out of the box. Kita harus berani melakukan terobosan,” katanya.

Capres syariah adalah gagasan untuk mempertemukan dua kutub umat Islam yang selama ini berlawanan. Satu sisi ada kelompok umat Islam yang anti demokrasi, sekaligus anti pemilu. Baik mereka yang setuju cara kekerasan maupun yang anti kekerasan. “Anggaplah ini golongan kanan. Tapi jangan disamakan dengan Ashabul Yamin seperti di Surat Al-Waqiah. Belum tentu juga,” kata Al Khaththath.

Sementara pada sisi kiri, adalah kelompok umat Islam yang menerima apa saja, yang penting bagi mereka Presiden adalah amirnya. Termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang anti demokrasi, tetapi begitu dalam sistem demokrasi terpilih Presiden, meraka menganggap presiden itu sebagai amirul mukminin. “Ini kelompok-kelompok umat Islam yang tidak akan pernah ketemu”, lanjutnya.

Karena itulah kemudian dimunculkan wacana capres syariah dengan harapan akan terjadi perubahan. Sebab selama ini mereka yang anti demokrasi selalu mengatakan demokrasi sistem kufur, hanya bisa melakukan stempelisasi di forum-forum pengajian dan halaqah, sementara mereka yang pro demokrasi juga tidak menghasilkan perubahan apa-apa. Sementara sistem yang zhalim ini terus berjalan.

“Wacana capres syariah ini dimunculkan dengan harapan ada perubahan. Capres Syariah ini muqadimah revolusi”, lanjut Pemimpin Umum Suara Islam itu.

Al Khaththath juga mengharapkan agar segera ada relawan-relawan Capres Syariah yang  akan terus berjuang untuk mewujudkan gagasan itu. “Langkah riilnya harus ada yang mendaftar relawan Capres Syariah”, harapnya.

Selain Al Khaththath, hadir sebagai pembicara Munarman, SH mewakili Habib Rizieq Syihab yang tengah melakukan safari dakwah di Kalimantan dan Ustadz Abu Muhammad Jibril. Talkshow dipandu oleh Direktur Eksekutif FKSK HM Luthfie Hakim.

sumber: http://suara-islam.com/read4308-Berfikir-Out-of-The-Box,-Sekjen-FUI-Gelindingkan-Wacana-Capres-Syariah.html