Sabtu, 12 Mei 2012

Keuangan Negara Bisa Dikelola Secara Syariah


Perbankan Syariah di Indonesia mengalami peningkatan pesat sejak dikeluarkannya Undang-Undang Syariah pada tahun 2008. Bahkan perkembangan perbankan syariah di Indonesia mengalahkan perkembangan perbankan syariah di Bahrain.
Deputi Bank Indonesia, Halim Alamsyah, mengatakkan, perkembangan perbankan di Indonesia mengalami pelonjakan perkembangannya setelah dikeluarkannya Undang-undang Syariah No 21 tahun 2008. “Perbankan syariah di Indonesia lebih berkembang dari pada Bahrain. Tapi perkembangan perbankan syariah paling berkembang di Malaysia,” ujar Halim saat menjadi keynote speaker dalam acara HR Syariah Summit yang diselenggarakan Republika, Rabu (10/4).
Halim bahkan menyamakan perbankan syariah seperti layaknya mini universal banking. Sebab berbagai kelengkapan bisa ditemukan dalam perbankan syariah. Di Indonesia sendiri terdapat dua sistem perbankan yang berkembang, yakni perbankan konvensional dan perbankan syariah. “Ke depannya keuangan negara bisa dikelola secara syariah.'' [sumber: http://www.ppesua.com/2012/04/keuangan-negara-bisa-dikelola-secara.html]

Kamis, 03 Mei 2012

Perlu Presiden Syariah untuk Membubarkan Liberal

Ciamis (SI ONLINE) - Sekjen FUI KH. Muhammad Al Khaththath mengatakan bahwa liberalisme yang diasongkan oleh kaum liberal adalah pesanan dari Amerika Serikat. Sekjen FUI itu mengisahkan bahwa tahun 1970-an ada seorang wartawan Time yang berkeliling Saudi bersama koresponden lokal.

"Tatkala hendak memasuki tanah harap, maka orang non muslim itu dilarang masuk. Dia bertanya, kenapa? Maka koresponden lokal tersebut menerangkan bahwa itu perintah Allah SWT", papar Ustadz Al Khaththath di Aula Gedung DPRD Kabupaten Ciamis, Ahad (29/4/2012) lalu.

Sekembalinya ke Amerika, lanjut Al Khaththath, wartawan Time itu menulis, “Selama orang-orang Arab berfikir seperti itu—yakni berfikir Islami, berfikir mengikuti perintah Allah, susah bagi Amerika untuk menaklukkan mereka”.

"Itulah dasar kebijakan perang pemikiran (Ghazwul Fikri), yakni mencabut cara berfikir umat Islam. Mereka kirim paham sekularisme, liberalisme, system politik demokrasi, gaya hidup hedonism, HAM, dan lain-lain untuk merusak struktur cara berfikir umat Islam.", jelas pemimpin umum Suara Islam itu.

Ustadz Al-Khaththath menerangkan bahwa struktur berfikir Islami salah satunya pernah ditunjukkan oleh Imam As Syafi’iy rahimahullah taktala menjawab pertanyaan bagaimana hukumnya membunuh lebah saat mengenakan pakaian ihram (haji atau umroh). Imam As Syafii menerangkan bahwa Allah SWT berfirman: Apa yang diperintahkan Rasulullah saw. laksanakan, dan apa yang dilarangnya tinggalkan. Lalu Imam As Syafii meriwayatkan suatu hadits yang menyebut Rasulullah memerintahkan umat Islam agar mengikuti perintah Umar r.a. Lalu beliau meriwayatkan hadits yang menyebut bahwa Umar bin Khaththab r.a. memerintahkan membunuh lebah.

"Cara befikir seperti inilah yang akan menjaga umat Islam tetap istiqomah dalam keyakinan dan perbuatan mereka mengikuti syariat Islam", ungkapnya.

Inilah yang dicoba dirusak oleh AS demi menjaga hegemoninya atas dunia dan demi memuluskan eksploitasinya atas sumber daya alam di dunia Islam, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau kelompok liberal yang tergabung dalam AKKBB mendukung sepenuhnya Ahmadiyah yang memalsukan ajaran Islam.

Oleh karena itu, menurut Ustadz Al Khaththath sudah saatnya umat Islam membebaskan diri dari hegemoni penjajah AS dkk dengan membersihkan Indonesia dari aliran sesat dan faham liberal dan yang serupa maupun serumpun dengannya. Caranya dengan memandatkan kekuasaan umat Islam Indonesia kepada Capres Syariah, yakni Habib Rizieq, KH. Abu Bakar Ba’asyir, dan Abu Jibril dan para pejuang syariah lainnya sehingga secara definitive mereka menjadi Presiden NKRI dan mendekritkan syariah sebagai perundangan yang berlaku.

"Dengan NKRI bersyariah secara konstitusional, insya Allah pelarangan pemikiran dan gerakan liberal yang selangkah menjadi atheis itu menjadi keniscayaan", tutupnya.

Rabu, 02 Mei 2012

Angkat Presiden Syariah !


Kaum muslimin rahimakumullah

Allah SWT berfirman: Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, Kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. (QS. Huud 113).

Kaum muslimin rahimakumullah

Lima Tuntutan Umat yang disampaikan FUI itu sebagai berikut:

1. Bersihkan Indonesia dari Korupsi dan Berbagai Kemaksiatan
2. Bersihkan Indonesia dari Liberal sumber kemaksiatan
3. Bersihkan Indonesia dari Ahmadiyah dan Aliran Sesat Lainnya
4. Tolak Kenaikan Harga BBM
5. Turunkan SBY, Angkat Presiden Syariah.


Kaum muslimin rahimakumullah

Bagi umat Islam yang meyakini Al Quran, siapapun presidennya, kalau tidak mengelola NKRI dengan syariat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, ujung-ujungnya kesengsaraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab, dengan tidak mengelola NKRI dengan syariah, berarti menyia-nyiakan hukum syariat Allah SWT dalam bidang pemerintahan dan bidang-bidang lain yang penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab pemerintah, seperti kebijakan ekonomi, masalah hukum dan pengadilan, politik luar negeri, dan lain-lain. Artinya, pemerintah dan umat Islam yang menjadi mayoritas warga NKRI ini menerima sebagian ajaran Islam yang terdapat dalam Al Quran dan Sunnah serta menolak sebagian ajaran Islam yang lain yang juga bersumber pada Al Quran dan As Sunnah. Sikap menerima sebagian Kitabullah dan menolak sebagian isi Kitabullah yang lain, sebagaimana yang dilakukan oleh Bani Israil, inilah yang akan mendapatkan murka Allah dan kehinaan dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman: ...apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat (QS. Al Baqarah 85).

Kaum muslimin rahimakumullah

Kehinaan umat Islam di negerinya sendiri banyak kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Kemiskinan, kebodohan, dan ketidak berdayaan merajalela. Di negara yang kekayaan alamnya terbesar di dunia, umat Islam Indonesia boleh dikatakan mayoritasnya hidup miskin. Sedangkan mereka yang minoritas, justru mayoritasnya hidup kaya. Ini tentunya, disamping kelemahan dan keterbelakangan umat Islam juga adanya sistem yang meminggirkan umat Islam sendiri. Yakni sistem berpihak kepada yang kaya, sehingga yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Akibat umat mayoritas miskin, posisi mereka lemah, tidak sedikit yang menjadi korban pemurtadan dan penyesatan oleh aliran sesat, korban perusakan moral dan lain-lain. Tidak sedikit karena ekonomi sulit umat Islam akhirnya menjadi budak dunia, cuek terhadap agamanya. Sangat memprihatinkan!

Untuk mengubah situasi buruk itu harus ada perubahan sistem dan perubahan pemikiran, jiwa, dan perilaku umat Islam. Harus ada perubahan dalam diri umat Islam agar terjadi perubahan nasib. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Ra’d 11).

Kaum muslimin rahimakumullah

Perubahan system perundangan warisan penjajah Belanda dengan system perundangan berbasis syariah adalah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. NKRI Bersyariah adalah harga mati.

Konsekwensi logisnya kita harus mengangkat Presiden Syariah, yakni Presiden yang siap memimpin rakyat dan mengelola NKRI dengan syariah. Presiden yang tidak menzalimi rakyat dengan kebijakan zalim pro liberal kapitalis dunia seperti pencabutan subsidi BBM dengan dalih untuk menyelamatkan APBN, yang ternyata lebih sayang dan rela membayar bunga dan cicilan utang LN 170 T serta tega mencabut subsidi BBM untuk rakyat sekitar 40T.

Untuk terwujudnya Presiden Syariah secara riil diperlukan Relawan Capres Syariah berjuang keras dan ikhlas serta cerdas untuk mengantarkan para capres syariah seperti Habib Rizieq, Abu Jibril, KH Abu Bakar Ba’asyir, atau siapapun tokoh panutan umat di Indonesia ini yang siap menjalankan pemerintahan NKRI dengan hukum syariat Allah Tuhan Yang Maha Esa.

Allah SWT berfirman: Jika kalian menolong agama Allah, maka Allah pasti akan menolong kalian dan mengokohkan kedudukan kalian, (QS. Muhammad 7).

Baarakallahu lii walakum